- Pengertian Majas
Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI), Majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain. Sedangkan menurut Prof. Dr. H. G. Tarigan, majas adalah cara mengunkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlibatkan jiwa dan kepribadian penulis. Unsur kebahasaan antara lain pilihan kata, frasa, klausa, dan kalimat.
Majas dapat dikelompokkan menjadi lima, antara lain:
- Majas sindiran
- Majas Penegasan
- Majas pertautan
- Majas pertentangan
- Majas perbandingan
a. Majas Sindiran
1. Ironi
Ironi adalah majas sindiran berupa kata-kata yang bertentangan dengan yang dimaksud.
2. Sinisme
Sinisme merupakan majas sindiran yang lebih kasar daripada ironi.
3. Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang sangat kasar, tak layak diucapkan, tidak sopan, menyakitkan telinga.
b. Majas Penegasan
1. Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang menambahkan keterangan atau kata yang sudah jelas sehingga terkesan berlebihan.
2. Repetisi
Repetisi adalah majas yang mengulang-ulang kata dalam kalimat untuk menegaskan maksud.
3. Pararelisme
Pararelisme merupakan majas yang menggunakan kata-kata secara berulang-ulang. Jika yang diulang kata diawal kalimat dinamakan anafora sedangkan jika di akhir kalimat dinamakan epifora.
4. Tautologi
Tautologi adalah majas yang mengulang suatu hal agar maknanya lebih mendalam. Majas tautologi biasanya menggunakan kata yang bersinonim.
5. Klimaks
Klimaks merupakan majas yang menyatakan beberapa hal secara berturut-turut, makin lama makin meningkat (naik).
6. Antiklimaks
Antiklimaks merupakan majas yang menyatakan beberapa hal secara berturut-turut, makin lama makin menurun (lemah).
7. Koreksio
Majas koreksio dipakai untuk menarik perhatian dengan cara meralat kesalahan yang sebenarnya disengaja.
8. Preterito
Majas preterito digunakan untuk menarik perhatian dengan menyembunyikan sesuatu yang seolah-olah dirahasiakan.
9. Enumerasio
Enumerasio adalah majas dimana setiap keadaan atau suasana dilukiskan secara terpisah-pisah agar keadaan lebih terang, bergerak, dan hidup.
10. Ekslamasio
Ekslamasio adalah majas yang menggunakan kata seru sebagai penegas.
11. Asindenton
Asindenton adalah majas yang menyebutkan beberapa hal secara berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung.
12. Polisindenton
Polisindenton adalah majas yang mempergunakan banyak kata penghubung dalam sebuah kalimat.
c. Majas Pertautan
1. Alusio
Alusio merupakan majas yang menggunakan kata yang berkaitan dengan peristiwa umum yang terjadi atau menggunakan peribahasa yang telah umum dan diperkirakan semua orang telah memahami maknanya sehingga tidak perlu disesali.
2. Metonimia
Metonimia adalah majas yang menggunakan kata yang berkaitan dengan hal-hal pembuat atau merek dagang sebuah benda.
3. Pars pro toto
Pars pro toto adalah majas yang menyebutkan suatu maksud dengan menyebut sebagian untuk keseluruhan.
4. Totem pra parte
Totem pra parte adalah majas yang menyebutkan sesuatu maksud dengan menyebut keseluruhan untuk sebagian.
5. Eufemisme
Eufemisme adalah majas yang menggunakan kata yang berkaitan dengan kesopanan atau kata-kata pantang.
6. Antonomasia
Antonomasia adalah majas yang menyatakan sesuatu hal menjadi pengganti yang diterangkan/dijulukkan.
d. Majas Pertentangan
1. Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang menyatakan hal dengan cara berlebih-lebihan.
2. Litotes
Litotes adalah majas yang mengungkapkan suatu maksud secara berlawanan untuk merendahkan diri atau menghormati agar terasa lebih sopan.
3. Oksimoron
Oksimoron adalah majas yang mengungkapkan dua maksud yang berlawanan didalam sebuah kalimat.
4. Kontradiksi intermesis
Kontradiksi intermesis merupakan majas yang menujukkan adanya pertentangan dengan apa yang telah disebuy sebelumnya.
5. Antitesis
Antitesis adalah majas yang menggunakan paduan kata yang berlawanan agar orang memperhatikan kedua bagian yang dipertentangkan.
6. Paradoks
Paradoks merupakan majas yang seolah-olah mengandung pertentangan, tetapi sebenarnya tidak karena objek atau keadaan yang dipertentangkan memang berbeda.
7. Anakronisme
Anakronisme adalah majas yang menunjukkan adanya hal yang tidak mungkin terjadi mengingat perkembangan sejarah ( menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan zamannya).
e. Majas Perbandingan
1. Asosiasi/perumpamaan
Adalah majas yang memberikan perbandingan terhadap suatu hal yang sudah disebutkan dengan menggunakan kata pembanding, yaitu seperti, bagaikan, laksana, baik.
2. Simile
Adalah majas yang membandingkan dua hal yang hakikatnya berbeda, tetapi dianggap sama dengan menggunakan kata perbandingan secara eksplisit.
3. Metafora
Metafora adalah majas yang membandingkan dua hal karena kesamaan sifat.
4. Alegori
Alegori adalah majas yang memakai perbandingan langsung atau utuh, keduanya bertautan langsung.
5. Personifikasi
Adalah majas yang memberikan perbandingan dengan cara meletakkan sifat-sifat insan (orang) pada benda mati.
6. Tropen
Tropen merupakan majas yang menggunakan kata-kata kias secara tepat atau sejajar dengan sesuatu yang dimaksud.